Senin, 08 September 2014

BABA II


 

BAB II
PROFIL
PT KERETA API (Persero)

2.1. Sejarah PT. Kereta Api (Persero)
           
Jika berbicara tentang industri perkeretaapian di Indonesia tidak ada habisnya, karena sudah sangat lama industri ini berdiri di Indonesia. Dari jaman penjajahan hingga saat ini kereta api merupakan salah satu pilihan transportasi darat yang masih di gunakan hingga saat ini. Untuk itu sejarah perkeretaapian di bagi menjadi tiga kurunwaktu, yaitu :
1.      Jaman kolonial Belanda
2.      Jaman pendudukan Jepang
3.      Jaman Setelah Indonesia Merdeka Sampai Saat Ini
2.1.1 Jaman Kolonial Belanda
            Pada mulanya motivasi yang mendorong pemerintahan Belanda untuk membangun industri perkeretaapian di Indonesia adalah untuk kepentingan kolonial Belanda itu sendiri. Misalnya sebagai sarana logistic untuk kebutuhan strategis dengan memanfaatkan mobilitas kereta api yang cukup tinggi sebagai saran memindahkan barang dan personil, sedangakan pada saat itu bidang angkutan lainnya tidak memiliki kapasitas angkut yang menyerupai kereta api. Seiring terjadinya revolusi industry di Eropa yang mendorong pemerintahan Hindia Belanda untuk mengekspor hasil-hasil perkebunan dalam jumlah yang banyak, kereta api di gunakan sebagai alat angkut oleh pemerintah Belanda untuk menunjang hasil perkebunan-perkebunan tersebut guna menunjang kebutuhan perekonomian pemerintahan Belanda. Dengan demikian industry perkeretaapian di jadikan oleh pemerintahan Belanda sebagain alat angkut barang bukan untuk manusia.
            Sebelum pemerintahan Belanda mendirikan perusahaan kereta api, terlebih dahulu di berikan kesempatan kepada pihak swasta untuk mendirikan usaha tersebut. Pada tahun 1866, jalan kereta api mulai di bangun di Indonesia yang kemudian di operasikan tahun 1868 berupa lintasan kereta api yang memanjang sejauh 12 km antara Kamijen dan Tulung Agung (Jawa Timur). Setelah itu bermunculan jalan kereta api yang di kelola dan di miliki oleh pihak swasta. 
            Terdapat kurang lebih 11 perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkeretaapian, yaitu :
1.      N.V. Nederlandsch Indische Spooring Maatschapphj (NIS)
2.      N.V. Semaran-Cirebon Stoomtram Maatschapphj (SCS)
3.      N.V. Serojoe-al Stoomtram Maatschapphj (SDS)
4.      N.V. Semarang Stoomtram Maatschapphj (SJS)
5.      Kediri Stroomtram Maatschapphj (KSM)
6.      Modjokerto Stroomtram Maatschapphj (MDSM)
7.      Malang Stroomtram Maatschapphj (MSM)
8.      Pasoeroehan Stroomtram Maatschapphj (PS.PM)
9.      Probolinggo Stroomtram Maatschapphj (PB.SM)
10.  N.V. Madura Stoomtram Maatschapphj (MAD.SM)
11.  N.V. Deli Stoomtram Maatschapphj(DSM)

Pada tahun 1875 pemerintahan Hindia Belanda mendirikan usaha perekeretaapian sendiri yang di kelolah oleh jawtan yang terdiri sendiri dan di pimpin oleh seorang Inspektur Jenderal. Sejak saat itu secara aktif pemerintahan Hindia Belanda membangun jalan-jalan kereta api dan memperluas usaha usaha dalam bidang perkeretaapian.
Pada tahun 1875 sampai dengan tahun 1945 jaringan-jaringan kereta api yang dimiliki oleh Pemerintahan Belanda sudah di bangun lintasan kereta di jawa,Sumatra, dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 1888 usaha perekeretaapian pemerintahan yang terdiri sendiri berbentuk  jawatan dijadikan suatu bagian dari Departemen Bugerlijke Openwere Berken (Departemen Pekerjaan Umum Belanda) dan perusahaan kereta api Negara ini sendiri disebut sebagai Staats Spooren Tramwegwen .
Dengan demikian meluasnya usaha kereta api Negara yang dikelola oleh jawatan, perusahan-perusahan kereta api semakin lama semakin berkurang fungsi sehingga akhrinya diambil alih oleh Negara dan digabungkan dengan Staats Spooren Tramewegwen dalam suatu wadah yang disebut Verenigne Spoored Hedrijven(VS). Karena berbentuk jawatan, maka nama tersebut diubah menjadi Staats Spoorwegen(SS).

2.1.2 Jaman Pendudukan Jepang
            Pada jaman pendudukan tentara jepang di Indonesia seluruh jaringan kereta api dikuasai oleh pemerintahan Jepang yang berada di Jawa Tengah yang bernama Nikuyu Kyoko dan kemudian diubah dengan nama Tetsudo Kyoko yang berkantor pusat di Bandung dibawah pimpinan Angkatan Laut Jepang dengan nama Tetsudotai dan berkantor pusat di Bukit Tinggi.
            Kegiatan perkeretaapian pada massa pendudukan Jepang diarahkan untuk menunjang keperluan Jepang dan untuk kepentingan politik Jepang saja. Banyak jaringan-jaringan jalan kereta api dibongkar dan diangkut ke Thailand sehingga perkeretaapian pada saat itu mengalami kemunduran.
2.1.3 Jaman Setelah Indonesia Merdeka Sampai Saat Ini
            Setelah Jepang menyerahkan kekuasaan kepada sekutu pada pertengahan Agustus 1945 dan disusul oleh Proklamasi Kemerdekan Republik Indonesia, perkeretaapian diambil alih oleh Pemerintahan Republik Indonesia. Pada tanggal 28 September 1945 namanya diubah menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKRI).
            Pada massa periode perang kemerdekaan antara tahun 1945 sampai tahun 1949 pemerintahan didesak dan didorong oleh tentara sekutu dan Belanda. Dalam situasi demikian kantor pusat (Balai Besar) DKRI ditinggalkan setelah dibakar oleh para pejuang dan selanjutnya kantor pusat sering berpindah-pindah mulai dari Bandung ke Cisarua, Gambong, Yogyakart, Jakarta dan akhirnya pada bulan Oktober 1948 kantor pusat dipindahkan dari Jakarta ke Bandung di Jalan Gereja no.1 (yang kini menjadi Jalan Perintis Kemerdekan no.1).
            Pada massa revolusi fisik tahun 1945, untuk memudahkan pembangunan kembali seluruh perusahaan perkeretaapian baik milik pemerintah maupun milik swasta, oleh pemerintah penduduk Belanda disatukan kembali dengan nama Kesatuan Perusahaan-Perusahaan Kereta Api (Staats Spoor/Verenigne Spoorweg Bedriff) atau disingkat SS/VS dan sebagai pimpinannya adalah seorang inspektu SS.
            Dengan disatukanya perusahaan-perusahaan kereta api, pada tahun 1948 disusunlah tiga daerah Eksploitasi Barat, Tengah, dan Timur. Pada tanggal 27 Desember 1949 Kedaulatan Negara Indonesia diserahkan oleh pemerintahan Belanda kepada Pemerintahan RIS. Kemudian pemerintah mengeluarkan pengumunan pemerintah No.2 tanggal 27 Desember 1950, yang berisi tentang penggabungan antara Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKRI) dengan Staats Spoor/Verenigne Spoorweg Bedrijf (SS/VS) menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) mulai tanggal 1 januari 1950. Dengan keputusan pemerintah tersebut seluruh perkeretaapian di Jawa termasuk Madura dan Sumatera kecuali N.V. Deli Stoomtram Maatschapphj (DSM) di Sumatera Utara, menjadi milik dan dikuasai oleh Negara yang pada saat itu kepengurusannya diserahkan ke DKA.
            Perusahaan kereta api DSM baru dinasionalkan pada tahun 1959 dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintahan No.41 Tahun 1959, sehingga sejak saat itu tidak ada lagi perusahaan kereta apu swasta di Indonesia.
            Status DKA diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1963 tertanggal 25 Mei 1963, dan semua karyawan dan usaha DKA beralih ke PNKA.
            PNKA tidak langsung lama karena diubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) dengan Peraturan Pemerintah No.61 tahun 1971. Secara langsung semua hak dan kewajiban PNKA beralih ke PJKA. Termasuk kepegawaian dan semua kekayaan yang dimiliki PNKA. PJKA baru terealisasi sepenuhnya (secara de jure) setelah dikeluarkannya Keputusan Bersama Mentri Keuangan dan Mentri Perhubungan No. 127/KMK/07/1979 dan No. 96/LD/302/PHB-79 tanggal 30 Maret 1979 tentang pelaksanaan penyelesaian pendirian Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
            PJKA mampubertahan cukup lama hingga tanggal 1 Januari 1992 saat status PJKA diubah mendai Perusahaan Umum Kereta Api  (PERUMKA) berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 8/1991. Dari PERUMKA kemudian berubah status kembali menjadi PT.Kereta Api (Persero) pada tahun 1998 hingga kini setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 19 1998 dan  Keppres No. 39 Tahun 1999.
2.2 Struktur Organisasi PT. Kereta Api (Persero)
            Struktur Organisasi PT. Kereta Api ( Persero) terbagi dalam beberapa tingkatan. Tertinggi adalah tingkat pusat sebagai pusat pengendali sekaligus tempat dimana di keluarkannya kebijakan-kebijakan untuk penumpang ataupun untuk kesejahteraan karyawan-karyawan PT. Kereta Api (Persero). Kemudian struktur organisasi dibagi berdasarkan wilayah usaha. Di pulau Jawa sendiri ada 9 bagian wilayah usaha seperti, DAOP 1 Jakarta, DAOP 2 Bandung, DAOP 3 Cirebon, DAOP 4 Semarang, DAOP 5 Purwokerto, DAOP 6 Yogyakarta, DAOP 7 Madiun, DAOP 8 Surabaya, dan DAOP 9 Jember.
 2.2.1 Struktur Organisasi PT. Kereta Api (Persero) Tingakt Pusat
            Struktur organisasi PT. Kereta Api (Persero) tingkat pusat dipimpin langsung oleh seorang direktur utama dan dibantu oleh empat direktur bagian dan tiga kepala pusat. Tugas tingkat pusat adalah melaksanakan kebijakaan yang berkaitan dengan tugas pokok dan pembinaan manajerial.
           DIRUTKA
 


KABALOG
KESUKSEB,KAWLU,KESS
PEMERIKSA
KABID
KABID
KASUB DIT
KASUB DIT
KASUB DIT
KASUB DIT
       KASPI
KAPUS DIKLAT
KAPUS   RENBANG
      DIROP
 DIRPUM
 DIRTEK
  DIRKU
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. KAI Tingakt Pusat
Keterangan :
DIROP            : Direktur Operasi dan Pemasaran
DIRKU           : Direktur Keuangan
DIRTEK         : Direktur Teknik
DIRPUM        : Direktur Pers dan Umum
KABID           : Kepala Bidang
KABAGLOG : Kepala Bagian Logistik

2.2.2 Struktur Organisasi PT. Kereta Api (Persero) Tingkat Wilayah Usaha
            Struktur organisasi PT. Kereta Api (Persero) tingakt wilayah usaha di pulau Jawa sendiri ada 9 bagian wilayah usaha seperti, DAOP 1 Jakarta, DAOP 2 Bandung, DAOP 3 Cirebon, DAOP 4 Semarang, DAOP 5 Purwokerto, DAOP 6 Yogyakarta, DAOP 7 Madiun, DAOP 8 Surabaya, dan DAOP 9 Jember. Wilayah usaha dibagi menjadi Sembilan wilayah agar seluruh wilayah operasi PT. Kereta Api (Persero) dapat terpantau dengan baik.


                  WILU JAWA      KAWILU
DAOP
    9
 DAOP
     8
DAOP
    7
DAOP
    6
 DAOP
     5
DAOP
     4
DAOP
     3
DAOP
    1
DAOP
     2
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       
                    Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. KAI Wilayah Usaha

Keterangan :
DAOP 1          : Daerah Operasi Jakarta
DAOP 2          : Daerah Operasi Bandung
DAOP 3          : Daerah Operasi Cirebon
DAOP 4          : Daerah Operasi Semarang
DAOP 5          : Daerah Operasi Purwokerto
DAOP 6          : Daerah Operasi Yogyakarta
DAOP 7          : Daerah Operasi Madiun
DAOP 8          : Daerah Operasi Surabaya
DAOP 9          : Daerah Operasi Jember

2.2.3 Struktur Organisasi PT. Kereta Api (Persero) Tingkat DAOP
            Struktur organisasi PT. Kereta Api (Persero) tingkat DAOP merupakan petugas-petugas yang menjaga, menjalankan sekaligus bertanggungjawab terhadap lalulintas perkeretaapian di daerah operasinya masing-masing.

           UPT
KASI OPERASI
KAUR UMUM
KASI SINTEL
KASI TRAKSI
                KADAOP
KASI JALAN BANGUNAN
     KABHKK
KASUBAG
ADMINISTRASI
KAUR KEPEGAWAIAN
KAUR KEUANGAN
KAUR ANGGARAN
     WASTEK
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Kereta Api (Persero) Tingkat DAOP
Keterangan :
KASI              : Kepala Seksi
KAUBSI         : Kepala Sub Seksi
Upt                  : Unit Pelaksanaan Teknis

Tugas Tingkat Daerah Operasi (DAOP) adalah melaksanakan dan pengawasan teknis operasional.

2.2.4 Struktur Organisasi Sinyal dan Telekomunikasi Tingkat DAOP
            Dalam suatu daerah operasi terdapat beberapa bagian yang bertanggungjawab atas bagian-bagiannya. Salah satu bagiannya adalah bagian sinyal dan telekomunikasi. Bagian ini mengatur seluruh persinyalan dan system telekomunikasi untuk mengamankan dan mempelancar system perlitansan kereta api.
                                   
DAERAH OPERASI
 




       IPS
Seksi Sinyal &Telekomunikasi
Pengawasan Teknik Sinyal & Telekomunikasi
                                                                                                                       
SUB SEKSI PROGRAM
SUB SEKSI SINYAL
SUB SEKSI TELKOM
 






RESORT TELEKOMUNIKASI
DISTRIK TELEKOMUNIKASI
       DISTRIK
       RESORT
                                                                                                                                                                                                                                               

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Sinyal dan Telekomunikasi Tingkat DAOP

Keterangan :
IPK                 : Pengawasan Telekomunikasi
IPS                  : Pengawasan Sinyal

2.3 Logo PT. Kereta Api (Persero)
            Logo dengan warna orange berupa gambar mirip angka 2, dengan kemiringan 70 derajat dan warna dasar putih yang menampakkan bagian depan kereta api kecepatan tinggi dengan arah yang saling berlawanan, serta dibagian bawah tertulis “KERETA API” warna biru.
            Dari segi gaya gambar logo PT. Kereta Api (Persero) memilki maksud lugas, langsung, tajam, teknis, selaras dengan staf kereta api. Ujung garis tajam tapi melengkung untuk menyiratkan arah/kecepatan (aerodinamis), tetapi cenderung agak tumpul melengkung, tidak terlampau tajam, agar member kesan aman. Dan bila dilihat dari segi sifatnya maka logo tersebut memiliki arti lebih lugas, obyektif, rasional karena bentuk geometrisnya yang dominan dan bersifat maskulin. Kesan sangat modern, teknis jelas terlihat.

2.4 Visi dan Misi PT. Kereta Api (Persero)
            Visi perusahaan adalah menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang focus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
            Misi perusahaan adalah menyelenggarakan bisins perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselematan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.

2.5 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi PT. Kereta Api (Persero)
            PT. Kereta Api (Persero) merupakan unit organisasi dalam lingkungan Departemen Perhubungan yang bertanggungjawab kepada Mentri Perhubungan. Dalam pembinaan teknis opersi, mentri melimpahkan wewenangnya kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. PT. Kereta Api (Persero) dipimpin oleh seorang direktur utama yang dibantu oleh empat direktur pembantu, dua kepala pusat dan satu KASPI.
            PT. Kereta Api (Persero) memilki tugas pkok melaksanakan kegiatan jasa angkutan di atas rel untuk mempelancar pengangkutan barang dan manusia maupun untuk menunjang sumber pendukung lainnya.
            PT. Kereta Api (Persero) memiliki beberapa fungsi dalam mengemban tanggung jawab melayani masyarakat, yaitu :
a.       Memberikan jasa angkutan umum di atas rel secara masal,tertib, dan teratur.
b.      Menyelenggarakan jasa-jasa pelengkap yang menunjang tugas pokok.
c.       Mempersiapkan tariff yang sesuai dengan asas-asas ekonomi perusahaan tanpa meninggalkan pelayanan umum.
d.      Meningkatkan daya guna dan hasil guna aparatur PT. Kereta Api (Persero)
e.       Menyelenggarakan tugas pelaksanaan tekniks.

    2.6 Tata Kerja
       Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Utama Kereta Api, Inspektur dan para Direktur Pembantu serta para Kepala Pusat wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan sendiri maupun dengan intansi lain yang sesuai dengan tugas masing-masing.
       Setiap pemimpin di organisasi di lingkungan PT. Kereta Api (Persero) bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi bawahannya serta memberikaan bimbingan dan petunjuk. Pemimpin satuan organisasi bertanggung jawab dalam menyampaikan laporan berkala kepada atasan masing-masing secara tepat waktu. Setiap laporan yang diperoleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan digunakan sebagai bahan menyusun laporan selanjutnya serta memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahannya. Tata kerja dalam hal ini menyakup dua hal, yakni disiplin kerja dan keselamatan kerja.
     2.6.1 Disiplin Kerja
       Disiplin kerja sangat diperlukan oleh setiap perusahaan dalam menggerakan seluruh pegawai yang ada di perusahaan yang bersangkutan. Disiplin kerja di setiap perusahaan tentu ada persamaanya, tetapi dalam tata kerja kepegawaian juga ada perbedaan. Walaupun demikian, disiplin kerja selalu megandung maksud dan tujuan yang sama yaitu untuk meningkatan produktivitas kerja agar perusahaan tidak gulung tikar.
       Di PT. Kereta Api (Persero), tata kerja kepegawaian dan disiplin kerja secara sportif dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Tata kerja kepegawaian ini sudah tercantum dalam lima citra manusia perhubungan, yaitu:
a.       Mampu memilihara ketertiban dan kebersihan di segala bidang
b.      Mampu membudayakn waktu dalam pemberian jasa perhubungan
c.       Mampu memberikan kenyamanan dan keamanan kepada masyarakat pengguna jasa perhubungan
d.      Mampu bertindak gesit dan tidak lamban
e.       Peka terhadap keluhan masyarakat namun tetap memantapkan wawasan seta kepribadian yang ramah

   2.6.2 Keselamatan Kerja
            Keselamatan kerja bagi karyawan PT. Kereta Api (Persero) sedikit berbeda dengan instasi lain. Di PT. Kereta Api (Persero), butir-butir keselamatan kerja sudah tersusun dalam lima ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhui oleh seluruh karyawan seperti di bawah ini :
a.       Bekerja dengan rencana yang baik
b.      Bekerja dengan cepat,tanggap, dan teliti
c.       Bekerja dengan disiplin yang tinggi
d.      Bekerja dengan pembagian tugas secara tuntas dan kerja sama yang terarah
e.       Bersedia untuk diwaspadai dan berlapang dada untuk dikoreksi
Dengan semboyan lima butir disiplin kerja ini, karyawan PT. Kereta Api (Persero) semestinya taat dan patuh pada peraturan yang berlaku. 
                  
      
        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar