Sabtu, 13 April 2013

Inovasi industri manufaktur

Inovasi dan Temu Bisnis Industri Manufaktur

Peran Sains dan Teknologi sebagai penggerak utama perekonomian bangsa adalah pondasi utama dalam persaingan global. Dalam rangka memperkuat daya saing perekonomian bangsa, pembangunan ekonomi berbasis sains dan teknologi, Knowledge Based Economy merupakan solusi yang tepat untuk peningkatan nilai tambah dalam perekonomian bangsa saat ini.

Bidang teknologi ini mutlak dikuasai ssoleh anak bangsa dalam mewujudkan Knowledge Based Economy. Dan karena merupakan salah satu bidang prioritas pembangunan iptek yang tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Rencana Strategis Kementerina Riset dan Teknologi 2010-2014, maka Asisten Deputi Jaringan Penyedia dengan Pengguna Kementerian Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Solo Technopark menyelenggarakan “Workshop Inovasi dan Temu Bisnis Bidang industri Manufaktur”.

Acara diselenggarakan pada Selasa 12 Juli 2011 kemarin, di Solo Technopark. Workshop inovasi dan temu bisnis yang diselenggarakan merupakan sebuah upaya membangun jaringan dan jalur komunikasi yang intensif dalam rangka memperkuat interaksi antar aktor-aktor inovasi dibidang industri manufaktur, khususnya akdemisi/peneliti, pelaku bisnis industri baik kecil, menengah maupun besar di bidang Teknologi Transportaasi dan pemerintah.

Dalam program workshop disampaikan untuk mewujudkan program pengembangan mobil niaga murah diharapkan tidak hanya melahirkan produk murah saja melainkan mampu mendorong perkembangan R & D nasional. Solo Technopark bersama-sama pelaku inovasi sektor transportasi di kota Solo, baik peneliti / akademisi maupun IKM komponen otomotif sangat berperan penting dalam mensukseskan program tersebut.

Berdasarkan pemaparan para panelis, diketahui bahwa kita mempunyai kemampuan yang memadai antara lain adanya STP, lab uji yang memadai, kemampuan riset dan pengembangan, serta IKM potensial. Elemen-elemen itu sudah ada, hanya permasalahanyya bagaimana merangkai elemen-elemen tersebut menuju tumbuhnya pusat inovasi.

Pemerintah mendorong pengembangan kawasan berbasis teknologi di setiap daerah dengan memperhatikan potensi dan komoditas unggulan masing-masing daerah. Kawasan tersebut menjadi tempat berlangsungnya interaksi antara peneliti, akademisi, industri, dan pemodal dalam mengembangkan inovasi teknologi. Dalam pengembangan inovasi, khususnya di daerah, paling tidak diperlukan tiga prasyarat, yaitu: 1). Inisiatif dan komitmen pemerintah daerah; 2) Dukungan dari industri dan lembaga litbang; serta 3). Dukungan pemerintah pusat dalam bentuk regulasi dan insentif. Kementerian Ristek siap mendukung pengembangan STP di daerah dalam upaya memperkuat SIDA, baik dalam bentuk dukungan kebijakan, dukungan teknologi, maupun insentif pengembangan industri.

Untuk mendukung pengembangan industri mobil niaga murah khususnya GEA, perlu pembentukan klaster-klaster utama di daerah, termasuk di Jawa Tengah untuk mendorong IKM dan SMK menjadi rantai supply. Klaster sejenis sudah berjalan di Jawa Timur dan Jawa Barat.

Agar IKM dapat masuk menjadi bagian rantai supply industri otomotif, dua hal yang harus diperkuat adalah kemampuan rekayasa rancangbangun, serta kemampuan industrialisasi dari IKM. PT INKA akan membangun design house otomotif. STP dan pemerintah diharapkan mampu mendorong transfer teknologi dan kemampuan industrialisasi bagi IKM.

BPPT memiliki kemampuan dan kapasitas yang cukup dalam mendukung pengujian serta penelitian dan pengembangan produk dan komponen otomotif. IKM maupun industri otomotif diharapkan dapat memanfaatkan laboratorium milik BPPT tersebut. Agar mampu bertahan dan sustain, setiap proses industri otomotif harus selalu mendapatkan profit, dan mampu dijual. Proses sertifikasi menjadi sangat penting agar produk bisa dipasarkan. Di Indonesia, regulasi, testing dan sertifikasi dilaksanakan oleh pemerintah. Setiap negara memiliki standar dan metode sertifikasi sendiri yang harus diikuti. (TH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar