BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1.
Sistem
Suplai Gardu Listrik LAA 6 KV
Berikut
penjelasan dari setiap komponen pada gardu traksi. 1. Panel 20 kV merupakan
panel yang berfungsi untuk mengatur input dan output tegangan 20 kV. Panel 20
KV terdiri dari dari beberapa panel seperti :
a. Panel Incoming, berfungsi untuk menerima input 20
KV dari PLN. Panel incoming dilengkapi dengan switch LBS (Load Break Switch).
LBS merupakan switch yang memiliki kemampuan dapat di-open saat kondisi sistem
berbeban. Tegangan 20 KV dari PLN akan disambung ke busbar yang terhubung ke
setiap panel 20 KV.
b. Panel
Arrester, berfungsi untuk memproteksi sistem gardu traksi dari gangguan
tegangan lebih akibat petir. Setiap jaringan listrik 20 KV PLN berpotensi
tersambar oleh petir. Arrester pada panel ini akan meminimalisir kerusakan
sistem gardu traksi akibat tegangan lebih yang disebabkan oleh sambaran petir
secara langsung maupun tidak langsung.
c.
Panel Metering, berfungsi untuk mengukur semua parameter tengangan 20 KV,
seperti tegangan, arus, faktor daya, beban sistem gardu traksi. Parameter ini
akan ditampilkan di panel VCP.
d.
panel Outgoing, berfungsi untuk memberikan output 20 KV. Output 20 KV akan
diberikan ke trafo 20 KV/1200 V, trafo 20 KV/380 V, serta trafo 20 KV/6 KV.
Panel outgoing dapat terdiri dari dua atau tiga panel, tergantung dari
konfigurasi sistem gardu traksi yang digunakan. Jika gardu traksi berfungsi
sebagai supply jaringan PDL (Power Distribusi Line) 6 KV, maka panel outgoing
20 KV akan terdiri dari tiga panel. Panel outgoing terdiri dari Panel Circuit
Breaker Dan Panel LBS yang di rangkai seri dengan fuse.
2. Panel 6 KV yang merupakan panel yang
berfungsi untuk mengatur input dan output tegangan 6 KV. Panel 6 KV terdiri
dari beberapa panel seperti:
a.
Panel Incoming, berfungsi untuk menerima imput 6 KV dari trafo 20 KV/6 KV dan
memberikan output ke busbar panel 6 KV. Panel ini dilengkapi dengan LBS.
b.
Panel Arrester, berfungsi untuk memproteksi sistem gardu traksi dari gangguan
tegangan lebih akibat petir. Sistem jaringan PDL (Power Distribusi Line)
menggunakan saluran udara sehingga berpotensi oleh gangguan petir.
c.
Panel Outgoing 1, berfungsi untuk memberikan output tegangan 6 KV. Output
tegangan 6 KV ini akan diberikan ke trafo 6 KV/380 V untuk kebutuhan daya
rendah serta control gardu traksi, dan menunjang sistem jaringa PDL ke gardu
traksi tetangga. Panel outgoing dapat terdiri dari dua, tiga atau empat panel.
Tergantung dari sistem jaringan PDL gardu traksi tersebut. Gardu traksi umumnya
memiliki dua gardu traksi tetangga, namun ada gardu traksi yang memiliki tiga
atau hanya satu gardu traksi tetangga.
3. Transformator atau trafo berfungsi
untuk menurunkan atau menaikkan tegangan listrik arus bolak-balik. Pada sistem
gardu traksi, terdapat tiga jenis trafo yang digunakan, yaitu :
a.
Trafo 20 KV/1200 trafo utama untuk mensuplai tegangan 1500 VDC pada LAA. Trafo
ini akan menurunkan tegangan 20 KV yang di terima dari panel outgoing 20 KV
menjadi tegangan 1200 V yang akan menjadi input silicon rectifier. Sisi primer
trafo terdiri dari beberapa tap seperti 22 KV, 21 KV, 20 KV, 19 KV, serta 18
KV, sedangkan sisi sekunder terdiri dari dua lilitan tiga fasa dengan tegangan
1200 V. trafo ini memiliki dua output 1200 V yang berbeda konfigurasi vektornya
yang akan digunakan oleh silicon rectifier 12 pulsa. Konfigurasi trafo yang
dipakai biasanya adalah konfigurasi D-D/Y (delta-delta/wye), dimana input
tegangan 20 KV dengan sistem tiga fasa delta, serta dual ouput tegangan 1200 V
dengan sistem tiga fasa delta dan wye.
b.
Trafo 20 KV/380 V, merupakan trafo yang berfungsi untuk mensuplai tegangan 380
V yang digunakan untuk sistem control gardu traksi. Trafo ini akan menurunkan
tegangan 20 KV dari panel outgoing 20 KV menjadi tegangan 380 V yang akan
menjadi input panel AC/DC.
c.
Trafo 6 KV/380 , merupakan trafo cadangan untuk mensuplai beban 380 V jika
trafo 20 KV/380 V mengalami gangguan atau sumber 20 KV hilang karena kerusakan
jaringan PLN. Trafo ini menurunkan tegangan 6 KV dari panel outgoing 6 KV, yang
berasal dari jaringan PDL 6 KV, menjadi tegangan 380 V yang akan menjadi input
panel AC/DC.
d.
Trafo 20 KV/6 KV, merupakan trafo yang berfungsi untuk suplai utama jaringan
PDL (Power Distribution Line) 6 KV. Jaringan PDL merupakan jaringan tegangan 6
KV untuk setiap persinyalan dan pintu perlintasan KA di Jakarta, yang berfungsi
untuk mensuplai kebutuhan kontrol semua gardu traksi, mensuplai sistem
persinyalan, dan pintu perlintasan KA. Sistem PDL ini memiliki beberapa sumber,
sehingga apabila satu sumber PDL mengalami gangguan maka sumber yang lain akan
mem-backup sistem. Dengan adanya sistem jaringan PDL, maka kontrol gardu
traksi, sistem persinyalan dan pintu perlintasan KA mampu beroperasi secara
terus menerus. Tidak semua gardu traksi berfungsi untuk mensuplai jaringan PDL.
Trafo 20 KV/6 KV hanya digunakan pada gardu traksi yang akan mensuplai jaringan
PDL.
4. Silicon Rectifier, merupakan salah
satu komponen utama gardu traksi yang berfungsi untuk menyearahkan tegangan
1200 VAC menjadi 1500 VDC. Saat ini teknologi silicon rectifier yang digunakan
untuk sistem gardu traksi adalah rectifier 12 pulsa, sehingga rectifier ini
memerlukan dual input 1200 VAC dari trafo 20 KV/ 1200 V sebagaimana yang sudah
dijelaskan dibagian trafo. Semikonduktor yang digunakan rectifier untuk
penyearahan adalah diode versi presspack. Adapun metode pendingin yang dipakai
adalah dengan sistem heatpipe. Rectifier juga dilengkapi dengan arrester untuk
tegangan DC untuk melindungi rectifier dari sambaran petir pada jaringan LAA.
Duty class rectifier yang digunakan harus memenuhi standar JEC-2410 class S,
dengan persyaratan pembebanan sebagai berikut: 100% - kontinu, 150% - selama 2
jam, 200% - selama 5 menit, 300% - selama 1 menit.
4. Panel DC Switchgear, merupakan panel
yang berfungsi untuk mengatur input dan output tegangan 1500 VDC. Panel DC
Swtichgear terdiri dari beberapa panel seperti terdiri dari :
a.
Panel negative, berfungsi untuk menerima input negarif 1500 VDC dari silicon
rectifier dan memberikan output ke rel KRL. Panel negative menggunakan switch
tipe DS (Disconnening Swtich) karena panel negative merupakan tempat arus balik
rel, sehingga panel negative ini tidak memerlukan proteksi unukt memutus
sambungan dari rectifier ke jalur rel secara cepat. Panel negative dilengkapi
dengan relay 64P yang berfungsi untuk mendeteksi gangguan tanah (Ground Falut).
Jika terjadi ground fault pada gardu traksi, yang ditandai dengan kenaikan beda
tegangan antara negative rectifier dan sistem ground dimonitor, relay 64P akan
mengirim perintah open pada HSCB yang mensuplai tempat yang mengalami ground
fault tersebut.
b.
Panel maen feeder, berfungsi untuk menerima input positif 1500 VDC dari
rectifier dan memberikan output ke busbar DC feeder. Panel main feeder
menggunakan switch tipe HSCB (High Speed Ciruit Breaker) yang mampu untuk
memutus sambungan dari rectifier ke jaringan LAA secara cepat jika terjadi
kondisi fault pada sistem. Panel main feeder dilengkapi dengan relay
proteksi yang berfungsi untuk mendeteksi
berbagai gangguan yagn mungkin terjadi pada jaringan LAA seperti over / under
voltage, over current, short circuit, dan thermal overload. Jika salah satu
gangguan sistem terjadi, relay proteksi akan memerintah HSCB segera trip untuk
mencegah kerusakan yang dapat terjadi. Selain fungsi proteksi, relay proteksi
juga berfungsi untuk memonitor dan merekam kondisi tegangan 1500 VDC.
c. Panel DC feeder, berfungsi untuk
memberikan output positif 1500 vdc dari busbar DC feeder ke LAA. Sebagaimana
panel main feeder, DC feeder juga dilengkapi dengan HSCB dan relay proteksi. DC
feeder terdiri dari beberapa panel, tergantung dengan jumlah LAA yang akan
disuplai. Gardu traksi pada ujung line rute KRL biasanya hanya memiliki 2 panel
DC feeder yang akan mensuplai satu LAA bagian hulu dan satu LAA bagian hilir.
Adapun gardu traksi yang berbeda ditengah line rute KRL biasanya memiliki 4
panel DC feeder yang akan mensuplai dua LAA bagian hulu dan dua LAA bagian
hilir.
d.
Panel bypass, berfungsi sebagai panel backup jika salah satu panel DC feeder
mengalami kerusakan atau sedang dalam kondisi maintenance. Panel bypass memiliki
spesifikasi yang sama dengan panel DCfeeder, namun output dari panel bypass
tidak langsung mensuplai jaringan LAA. Panel bypass akan terhubung dengan
setiap panel DC feeder dengan mengunakan motorized DS yang terdapat disetiap
panel tersebut. Jika salah satu panel DC feeder tidak beroperasi, operator
dapat meng-close DS pada panel tersebut, sehingga jaringan LAA tetap mendapat
suplai 1500 VDC dari panel bypass.
5. Panel AC/DC, merupakan panel yang
berfungsi untuk mendistribusikan tegangan low voltage AC 380 V untuk keperluan
beban utility dan tegangan DC 110 V untuk keperluan beban kontrol . Panel AC/DC memiliki dua input tegangan AC
380 V, yaitu dari trafo 20 KV/380 V (yang bersumber dari jaringan PLN 20 KV)
dan dari trafo 6 KV/380 V (yang
bersumber dari jaringan PDL 6 KV). Di dalam panel AC/DC terdapat COS (Change
Over Switch) yang akan mendeteksi kedua sumber. Normalnya panel AC/DC disuplai
dari trafo 20 KV/380V, namun jika sumber ini mengalami gangguan COS akan
mengganti input suplai menjadi dari trafo 6 KV/380 V. Jika sumber dari trafo 20
KV/380 V sudah normal kembali, maka COS akan mengganti kembali input suplai
menjadi dari trafo tersebut. Output panel AC/DC tegangan AC 380 V berfungsi
untuk mensuplai peralatan seperti charger baterai, exhaust fan, penerangan,
serta soket listrik bangunan. Output tegangan AC 220 V berfungsi untuk
mensuplai heater pada panel 20 KV, 6 KV, serta DC Switchgear, panel VCP, dan
fire alarm. Output tegangan DC 110 V berfungsi untuk mensuplai rangkian kontrol
pada panel 20 KV, 6 KV, serta DC Switchgear, panel Interkoneksi, dan panel LBD.
6. Baterai dan Charger sistem kontrol pada gardu traksi, yang meliputi
kontrol VCB, HSCB, LBS, relay proteksi, relay 64P, dan sistem kontrol lainnya,
menggunakan tegangan 110 VDC untuk dapat roperasi. Tegangan 110 VDC ini
disuplai dari charger yang dilengkapi dengan battery. Baterai yang digunakan
adalah baterai tipe SLA (Sealed Lead Acid) atau bias disebut dengan baterai
maintenance free (kering). Keunggulan baterai jenis ini adalah tidak
diperlukannya penambahan air secara manual dan berkala oleh petugas gardu
traksi. Kapasitas baterai akan selalu dijaga dengan menggunakan charger.
Charger yang dipakai merupakan rangkian rectifier yang terregulasi outputnya.
Charger baterai ini memiliki dua metode operasi yaitu folat dan equalize, yang
mana kedua operasi ini dapat saling berganti secara otomatis. Mode operasi yang
normalnya aktif adalah folat. Mode operasi equalize akan aktif saat charger
baterai tidak menerima input tegangan AC selama lebih dari 5 menit. Mode
equalize ini akan dipertahankan sehingga level tegangan baterai sudah penuh
kembali, dimana mode operasi float akan dipilih secara otomatis.
7.
Panel Interkoneksi, merupakan panel PLC yang menghubungkan panel VCP dengan
panel 20 KV, panel 6 KV, transformator, silicon rectifier, DC Swtichgear, serta
panel AC/DC. Panel interkoneksi bergfungsi mengumpulkan semua data status
sistem gardu traksi yang ada dari setiap panel dan komponen, lalu data tersebut
akan dikirm ke panel VCP untuk ditampilkan di display dan direkam ke siitem
logger. Komponen-komponen yang vital untuk dimonitor statusnya adalah kondisi
VCB,LBS,HSCB, suhu dan tekanan oli transformator, serta suhu rectifier. Untuk
memonitor status-status tersebut, setiap komponen memiliki fasilitas dry
contact. Status dry contact ini dapat dibaca oleh interkoneksi sebagai status
komponen yang dimonitor. Selain meminitor status gardu traksi, panel
interkoneksi juga berfungsi untuk meneruskan perintah dari panel VCP ke panel
20 KV, panel 6 KV, serta DC Switchgear. Sebagai contoh, jika operator
memrintahkan Vacuum Circuit Breaker (VCB) pada panel 20 KV untuk open close
pada display panel VCP, panel interkoneksi akan menterjemahkan perintah
tersebut ke VCB yang bersangkutan. Perintah yang bisa diteruskan oleh panel
interkoneksi adalah open close VCB, open atau close HSCB, open LBS, serta open
atau close HSCB. Hubungan antara panel interkoneksi dengan panel-panel lainnya
dapat dilihat pada sekma berikut :
Panel interkonesi menggunakan komponen-komponen utama sebagai berikut :
a.
PLC Embedded pc
untuk memproses semua data masuk dan keluar panel interkoneksi..
b.
Card DI (Digital
Input) dan DO (Digital Output) sebagai antamuka antara PLC dengan relay.
c.
Card Ethernet
Module untuk komunikasi data antara panel interkoneksi dengan DC Swtichgear
serta panel VCP dengan menggunakan komunikasi data,
d.
Relay sebagai
antarmuka antara panel interkoneksi dengan dry contact pada komponen-komponen
dipanel 20 KV, 6 KV, trafo, dan rectifier.
8. Panel
VCP (Visual Control Pnael), merupakan
panel Human Machine Interface (HMII) yang berfungsi untuk memonitor keadaan
sistem gardu traksi dan menerima perintah open atau close switch (baik VCB,HSCB
ataupun LBS) dari operator. Operasi panel VCP ini berbasis touchscreen (layar
sentuh) yang menampilkan sistem gardu traksi secara keseluruhan. Panel VCP akan
mengirim perintah dari operator ke panel interkoneksi untuk meng-open / close switch
di panel MV atau langsung ke panel DC Switchgear untuk meng-open / close HSCB.
Data yang digunakan panel VCP untuk komunikasi adalah Modbus. Panel VCP juga
dapat dihubungkan dengan sistem SCADA terpusat seperti pada OCC Manggarai.
Panel VCP menggunakan komponen-komponen:
a. Display Touchscreen, untuk menampilkan
status sistem gardu traksi serta interface operator untuk memerintahkan switch
open atau close.
b. Hubswitch, untuk menerima dan mengirim
data dari dan ke panel interkoneksi.
c. Industrial, untuk memproses data serta
me-record semua event yang terjadi di gardu traksi.
d. Printer, untuk mencetak hasil record data yang ada.
9.
LBD Panel Linked Breaking Device (LBD), merupakan panel yang menghubungkan
gardu traksi yang satu dengan gardu traksi yang berbeda di sebelahnya untuk
menghasilkan intertripping. Intertripping ini adalah suatu metode proteksi
memutus HSCB di DC Swtichgear untuk mencegah kondisi sistem yang tidak
diharapkan seperti short cicuit, ground fault dan emergency. Akibat adanya trip
dari HSCB DC Switchgear dari gardu traksi disebelah yang disebabkan oleh
kesalahan sisstem. Kedua gardu traksi ini saling bertukar status data melalui
panel LBD dengan menggunakan kabel fiber optic sebagai interface media komunikasi
dan TCP/IP Ethernet sebagai komunikasi protocol. Setiap tejadi kesalahan sistem
yang menyebabkan HSCB trip, panel LBD akan mengirim perintah trip ke gardu
traksi tetangga. Ketika status ini diterima panel LBD sebelah, HSCB di DC
Switchgear akan trip juga. Panel LBD menggunakan komponen-komponen:
a. Display, untuk memperlihatkan sistem LBD
gardu traksi dan gardu traksi tetangganya.
b. PL, untuk memproses data sistem LBD.
c. ODF,
sebagai terminal fibre optic untuk komunikasi antar gardu traksi.
d. Modem Optic.
e. Ethernet, unuk mengkonversi data Ethernet
ke optic.
f. Relay, unutk memrintahkan fasilitas
intertrip pada HSCB di DC Switchgear.
Sudah
banyak proyek gardu traksi yang dikerjakan oleh LEN. Proyek gardu traksi yang
pertama kali adalah gardu traksi di Parung Panjang (3000 KW) pada tahun 2008.
Setahun setelah itu tahun 2009 LEN mengerjakan gardu traksi di Maja (3000 KW)
dan Cilekit (3000 KW). Pada tahun 2010, Indonesia mendapat bantuan pinajamn
dari KFW (Kreditansalt Fur Wiederaufbau) Jerman, untuk pengerjaan proyek gardu
traksi.
LEN
merupakan perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk mengerjakan proyek KFW ini
yang meliputi gardu traksi di lokasi Kedung Badak (1500 KW), Cilebut (3000 KW),
Bojong Gede (4000 KW), Citayam (4000 KW), Pasar Senen(4000 KW), dan sistem
SCADA untuk mengontrol gardu traksi ini secara jarak jauh (remote) di OCC
Manggarai. Kemudian di tahun 2011, LEN mengerjakan proyek gardu traksi di
Lenteng Agung (4000 KW), Pasar Minggu (4000 KW), dan Jatinegara (3000 KW). Pada
tahun 2012 ini Tim Gardu Traksi LEN sedang mengerjakan gardu traksi
Klender (4000 KW), Pesing (4000 KW) dan
tangerang (4000 KW).
Pada
awalnya proyek gardu traksi ini menggunakan sistem yang semuanya built up dari luar negeri seperti sistem dari
Siemens atau Secheron. Namun semenjak proyek gardu traksi di Jatinegera, Tim
Gardu Traksi LEN sudah bertindak sebagai sistem integrator serta memproduksi
sendiri panel-panel kontrol seperti panel interkoneksi, panel VCP (Visual Control
Panel) serta panel LBD (Linked Breaking Device), disamping masih menggunakan
produk jadi dari luar negeri untuk silicon rectifier dan DC Switchgear.
Sebagai sistem integrator, LEN
bertanggung jawab untuk mengintegrasikan komponen-komponen gardu traksi baik
dari sistem power maupun sistem kontrol gardu trakasi. Proses pengintergrasian
mencakup penyambungan ouput 1500 VDC ke sistem LAA, serta penyambungan output 6
KV ke sistem PDL. Penyambungan ke sistem LAA dan PDL itu sendiri memerlukan
modifikasi jaringa LAA dan PDL yang sudah ada. Semua proses pengintergrasian
ini sudah dikuasai oleh Tim Gardu Traksi LEN. Di massa yang akan datang, Tim
Gardu Traksi LEN bekerja sama dengan Divisi Pusat Teknologi dan Inovasi
berencana untuk memproduksi sendiri silicon rectifier yang akan dipergunakan
dalam sistem gardu traksi yang akan memeberikan nilai tambahan yang cukup
signifikan.
Adapun kapasitas baterai akan selalu dijaga
dengan menggunakan charger. Charger yang dipakai merupakan ragnkaian rectifier
yang terregulasi ouputnya. Charger baterai ini memiliki dua mode operasi yaitu
float dan equalize, yang mana kedua operasi ini dapat saling berganti secara
otomatis. Mode opersi yang normalnya aktif adalah float. Mode operasi equalize
akan aktif saat charger baterai tidak menerima input tegangan AC selama lebih
dari 5 menit. Mode operasi equalize ini akan dipertahankan sehingga level
tegangan baterai sudah penuh kembali, dimana mode operasi float akan dipilih
secara otomatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar